Pages

4.5.13

Curhat Malam

Malam ini saya bicara tentang cinta dengan kedua teman dekat saya. Akhir-akhir ini saya merasa tidak fokus dan digerayangi perasaan yang aneh dan campur aduk. Sudah lama sekali saya tidak merasakan perasaan ambigu ini. Cinta itu ambigu, bukan? Kadang dia begitu nikmat bagai candu, kadang dia getir pahit seperti obat (walaupun obat itu sifatnya menyembuhkan).

Pembicaraan ini seperti debat kusir saja. Yah, layaknya pembicaraan di antara perempuan, yang hanya ingin didengarkan tanpa ada solusi yang naik ke permukaan. Tapi, memang sebenarnya belum ada solusi untuk masalah ini. Apa solusi untuk orang yang jatuh cinta? Tidak mungkin, kan, saya menyatakan perasaan ke hadapan dia. Dan saya seperti orang bebal yang selalu kepikiran dengan masalah ini, padahal saya sudah berkali-kali mengalami jatuh cinta. Hal getir lain yang sering membuat saya gigit bibir adalah kenyataan bahwa saya bukan apa-apa di mata dia (menurut saya), dan saya pun mengalami hal ini bukan untuk yang pertama kali.

Teman saya yang bijak berkata, nikmati saja. Sebenarnya klise, tapi memang begitulah seharusnya dan adanya. Dan saya menuruti kata-kata Albert Einstein untuk tidak menyalahkan gravitasi sehingga saya jatuh cinta.

Hal random lain yang sempat saya pikirkan tadi siang: Benarkah saya adalah beberapa orang yang merasa kesepian? Kemarin saya mengkhayalkan betapa kesepiannya Tuhan karena saya seringkali memikirkan hal-hal lain selain Dia, termasuk dia yang sedang membuat saya jatuh cinta sekarang ini. Cemburukah Tuhan? Dan tulisan yang siang tadi saya baca bertutur bahwa orang-orang paling kesepian adalah orang-orang yang sampai pikirannya memikirkan betapa kesepiannya Tuhan.

Hahaha, setelah saya baca tulisan saya dari atas sampai bawah saya menyadari tingkat absurditas saya sudah mencapai titik puncaknya hari ini. Selamat tidur dan selamat mimpi indah. :)

No comments:

Post a Comment